Minggu, 06 Juli 2008

JIN

TENTANG KEBERADAANNYA
Tidak Terlihatnya jin bukan berarti tidak ada. Betapa banyak hal yang tak dapat kita lihat tetapi benda itu ada. Arus listrik, misalnya, kita tak dapat melihatnya tetapi ia mengalir di dalam kabel. Kita membuktikan keberadaannya dengan pengaruh-pengaruhnya yang nampak dalam bohlam dan lain sebagainya. Demikian pula udara yang kita hirup untuk mempertahankan hidup kita; kita tak dapat melihatnya tetapi kita bisa merasakannya.
Sungguh sangat banyak disebutkan dalam Al-Qur’an tentang keberadaan jin, di antaranya, “Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan.” (QS. Al-Jin: 1)
Juga didalam Hadits, diantaranya, diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang kepadaku pengundang (da’i) dari bangsa jin lalu aku pergi bersamanya, kemudian aku bacakan Al-Qur’an kepada mereka.”

DARI APA JIN DICIPTAKAN?
Jin diciptakan dari api. Seperti yang disebutkan oleh Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Firman ALLAH, “Dan DIA menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 15), dalam ayat lain, “Dan telah kami ciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 27).
Imam Muslim dan Imam Ahmad meriwayatkan dari A’isyah , ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari nyala api…”

MACAM-MACAM JIN
Dari Abu Tsa’labah Al-Khasyani, ia berkata telah bersabda Rasulullah SAW: “Jin itu tiga jenis: Jenis yang memiliki sayap dan terbang di udara, jenis ular dan kalajengking, jenis menetap dan berpindah-pindah. (HR. Thabrani, Al-Hakim, dan Baihaqi)
Aqidah jin, seperti juga manusia ada yang Islam, Nashrani, Yahudi atau kafir. Di antara mereka ada yang sholeh, taat dan bertakwa, demikian juga ada yang ahli maksiat dan pendosa. Seperti yang dikabarkan Al-Qur’an, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jin: 11)
Selain itu, jin juga ada yang dijadikan pendamping manusia, seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW, “Setiap orang dari kalian punya pendamping dari jin dan dari malaikat.” Para shahabat bertanya: “Termasuk engkau, ya Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “Termasuk aku, tetapi ALLAH telah membantuku menundukkannya kemudian dia masuk Islam, sehingga tidak memerintahkan aku kecuali dengan kebaikan.” (HR. Muslim dan Ahmad)

KESURUPAN JIN
Kesurupan ialah ketimpangan yang menimpa akal manusia sehingga ia tidak bisa menyadari apa yang diucapkannya dan tidak dapat pula menghubungkan apa yang telah diucapkan dengan apa yang akan diucapkan. Singkatnya terjadi kekacauan dalam ucapan, perbuatan dan fikiran. Hal ini bisa disebabkan karena kerasukan jin.
Kebenaran tentang terjadinya kesurupan telah disebutkan dalam Al-Qur’an, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS. Al-Baqarah: 275). Juga dalam hadits, Nabi SAW telah bersabda, “Sesungguhnya syetan mengalir pada anak Adam seperti aliran darah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Penyebab terjadinya kesurupan atau kerasukan jin ini antara lain, karena seseorang itu dalam keadaan: marah sekali, takut sekali, senantiasa bernafsu syahwat dan terutama lalai sekali.

GEJALA GANGGUAN JIN
Gangguan jin, seperti penyakit lainnya memiliki gejala-gejala khusus. Gejala tersebut yaitu, Gejala Pada Waktu Tidur dan Gejala Pada Waktu Jaga.
Gejala Gangguan Pada Waktu Tidur, yaitu: susah tidur malam, cemas dan sering terbangun, tidur tidak nyenyak, mimpi buruk atau seram, mimpi melihat binatang, tertawa atau merintih atau ngigau, berjalan pada waktu tidur, mimpi seolah-olah akan jatuh, mimpi melihat hantu, melihat kuburan, atau mimpi berada di kuburan atau di tempat sampah, dan sebagainya.
Gejala Pada Waktu Jaga, yaitu: Selalu pusing yang bukan karena penyakit pisik, selalu lalai dari dzikrullah, linglung pikiran, sering lesu dan malas, banyak makan dan porsinya juga sangat banyak, sakit di anggota badan yang menurut medis tidak ada penyebabnya dan tidak dapat diobati secara medis, kesurupan.
Terapi Gangguan Jin
Untuk mengatasi gangguan jin ada dua cara yang dapat dilakukan. Seperti yang tersebut di bawah ini:
A. Pencegahan
Pencegahan lebih baik dilakukan agar tidak terkena gangguan jin. Mencegah itu lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengobati. Karena itu, perhatikan hal-hal berikut:
1. Senantiasa taat kepada ALLAH dan menjauhi larangan-NYA.
2. Senantiasa menjaga dzikir-dzikir yang diajarkan Rasulullah SAW.
3. Senantiasa membaca Basmalah setiap memulai pekerjaan.
4. Senantiasa menjaga Wudhu, terutama menjelang tidur dan jangan tidur sendirian.
5. Jangan mendatangi dukun atau orang pintar untuk meminta jimat penangkal atau benda yang dipercayai dapat mengusir jin. Sungguh hal tersebut tidak bermanfaat, malah menjadikan kita syirik kepada ALLAH.
6. Jangan membuang air panas sembarangan, atau menjatuhkan ke bumi benda-benda berat secara sembarangan.
7. Jangan menyakiti binatang, terutama kucing atau anjing.
8. Jangan buang air di lubang tanah atau air tergenang.

PENCEGAHAN
Gangguan jin adalah penyakit, maka setiap penyakit pasti ada obatnya, kecuali kematian. Oleh karena itu, gangguan jin juga dapat diobati. Menurut ajaran Islam, tentu mengobati penyakit harus dengan cara yang syar’i dan menggunakan obat-obatan yang halal dari segi dzat maupun cara memperolehnya.
Rasulullah SAW telah mencontohkan cara mengobati gangguan jin, yaitu dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang ma’tsur atau disebut dengan cara Ruqyah.
Seperti yang diriwayatkan oleh Hakim dan Ibnu Majah dari Abdur rahman bin Abu Laila dari bapaknya, ia berkata, Aku pernah duduk di sisi Rasulullah SAW lalu datanglah seorang arab badui seraya berkata: “Saya punya saudara yang sedang sakit.” Nabi SAW bertanya, “Apa sakit saudaramu itu?” orang itu menjawab: “Sakit gila”, Nabi SAW bersabda, “Pergilah dan bawalah dia kemari” Perawi berkata: kemudian dia pergi lalu membawanya kepada Nabi SAW dan mendudukannya di hadapan Nabi SAW. Kemudian aku mendengar Nabi SAW memintakan perlindungan dengan (membaca) Al-Fatihah, empat ayat awal dari Al-Baqarah, dua ayat pertengahan Al-Baqarah (ilahukum ilahuwwahid..), ayat Al-Kursi, tiga ayat dari penutup Al-Baqarah, satu ayat dari Ali Imran, saya mengiranya membaca (syahidallahu annahu la ilaha illa huwa…), satu ayat dari Al-A’raf (inna rabbakumullahul ladzi khalaqa..), satu ayat dari Al-Mukminun (Waman yad’u ma’allahi ilaahan aakhara laa burhana lahu bihi…,), satu ayat dari Al-Jin (Wa annahu ta’aalaa jaddu rabbina mattakhadza shaahibatan walaa waladan..), sepuluh ayat dari awal Ash-Shaffat dan tiga ayat terakhir Al-Hasyr, Qulhuwallahu ahad, dan mu’awwadzatain. Kemudian orang arab badui itu berdiri dalam keadaan sembuh, hilang penyakitnya.
Oleh karena itu, janganlah karena tidak sabar dan ingin cepat sembuh kemudian menempuh cara-cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam, seperti mendatangi dukun. Sakit memang merupakan musibah, tapi janganlah musibah yang kita alami ini mendatangkan musibah yang lebih besar, yaitu berlaku syirik kepada ALLAH dengan mengharapkan kesembuhan dari dukun atau orang pintar. Kita sebagai orang yang beriman harus yakin, bahwa sakit apapun bentuknya, itu adalah sebenarnya atas kehendak ALLAH dan kebaikan juga yang akan kita peroleh bila berlaku sabar dan tawakal dalam menghadapi musibah.

HAL-HAL YANG DIHARAMKAN
Kita wajib mengimani bahwa jin itu benar keberadaannya. Namun, bukan berarti kita boleh mempercayai dengan artian kita beriman dan patuh kepadanya. Sesungguhnya berhubungan dengan jin, dalam artian meminta tolong kepada jin, meminta perlindungan kepadanya, atau merasa takut kepadanya. Juga meminta tolong kepada orang yang mempunyai hubungan dengan jin seperti dukun atau orang pintar dan sebagainya, adalah perbuatan yang diharamkan dan itu merupakan perbuatan syirik kepada ALLAH. Disebutkan di dalam Al-Qur’an, “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”(QS. Al-Jin: 6)
Contoh perbuatan minta tolong kepada jin, seperti kalau kita masuk ke hutan atau ke sungai dan sebagainya, kita berucap: “Permisi, Mbah, yang menguasai daerah ini, cucu numpang lewat, mohon keselamatan dan jangan diganggu.” Atau ucapan-ucapan lain yang serupa. Ini tidak dibenarkan. Cukuplah kita membaca ayat-ayat perlindungan dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW.
Selain itu, kita pun diharamkan menyembelih binatang atau memberikan sesajen yang diperuntukkan bagi jin. Misal menyembelih di bawah pohon-pohon yang angker, kuburan atau tempat-tempat keramat lainnya. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah, “ALLAH melaknati orang yang menyembelih untuk selain ALLAH.” (HR. Muslim)

DOA PERLINDUNGAN
Bila sedang takut atau merasa diganggu jin, maka bacalah ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa ma’tsur dari Rasulullah SAW, Seperti:
1. Bacalah Ta’awudz, seperti:
A’udzubillahi minasysyaithonirrajim, a’udzu bikalimatillahittammati minkulli syaithonin wa hammah wamin kuli ‘ainin lammah.
2. Bacalah ayat Al-Kursi.
3. Bacalah doa ini: Rabbi a’udzubika min hamazatisy syayathiini wa a’udzubika rabbi anyahduruun (“Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.”) (QS. Al-Mukminun: 97-98)
4. Bacalah Surat Al-falaq dan An-Nas.

Sumber Tulisan:
Kesurupan Jin, wahid Abdussalam Bali, Rabbani Press