Senin, 14 Juli 2008

MEMPEROLOK AJARAN AGAMA

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan ALLAH, ayat-ayat-NYA dan Rasul-NYA kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah: 64-65)

Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Abu Asy-Syaikh dan lainnya meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa ia berkata, ‘Suatu hari pada perang Tabuk ada seseorang yang berkata dalam sebuah majelis: “Tidak pernah kami lihat orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya, lebih pengecut ketika bertemu musuh (peperangan), dibanding dengan ahli baca (Al-Qur’an) ini. (Maksudnya adalah Rasul dan para sahabat sebagai manusia yang ahli baca Al-Qur’an). Lalu seorang laki-laki yang ada dalam majelis itu bangkit seraya berkata. “Berdusta kamu! Bahkan kamu adalah seorang munafik. Pasti aku laporkan hal ini kepada Rasulullah SAW.”, Akhirnya laporan itu sampai kepada Rasulullah SAW, dan turunlah Al-Qur’an.

Abdullah bin Umar berkata: ‘Aku melihatnya berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah SAW dengan tersandung-sandung batu sambil berkata: “Ya Rasulullah, sebenarnya kami hanyalah bermain-main saja.” Dan Nabi SAW mengatakan: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Tentang pendapat orang yang mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu kafir setelah beriman dengan lisan mereka, di samping kekafiran mereka sebelumnya dengan hati mereka, maka pendapat ini telah dibantah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan mengatakan “Beriman dengan lisan, di samping kekufuran hati berarti yang ada adalah kekufuran, sehingga tidak perlu dikatakan: “Kamu telah kafir setelah beriman”, karena sebenarnya mereka itu masih dalam keadaan beriman.”
Syaikh Muhammad Abdul Wahhab dalam kitab “Al-Iman” tentang ayat “Kalian telah kafir setelah beriman” ini mengatakan: “Ini menunjukkan bahwa menurut mereka, mereka tidak melakukan kekufuran, bahkan menganggap bahwa hal itu bukan merupakan kekufuran. Lalu ALLAH menjelaskan bahwa memperolok-olokkan ALLAH, ayat-ayat-NYA dan Rasul-NYA merupakan kekufuran, dimana pelakunya dikafirkan setelah beriman. Ini menunjukkan juga bahwa mereka itu mempunyai iman yang lemah, sehingga mereka melakukan hal yang diharamkan ini. Dan mereka pun sebenarnya tahu bahwa hal ini diharamkan, akan tetapi mereka tidak mengira (meyakini) sebagai suatu kekufuran, padahal sebenarnya memang merupakan kekufuran yang telah mereka perbuat. Mereka sebenarnya juga tidak meyakini kebolehannya.”
Perkataan “Sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”, dalam arti bahwa kami tidak bermaksud betul-betul memperolok, akan tetapi kami hanya bermaksud berkelakar dan bermain-main untuk menghilangkan kepenatan dalm perjalanan” seperti dalam sebagian riwayat lainnya, namun demikian ALLAH tetap mengkafirkannya. Sebab, persoalan ini tidak termasuk dalam kategori senda gurau dan main-main. Mereka telah kafir disebabkan perkataan itu, sekalipun sebelumnya mereka beriman.
Barangsiapa memperolok-olokkan sesuatu dari ajaran yang dibawa Rasul SAW, seperti memperolok-olokkan ilmu syari’ah dan dan para ulama lantaran kealimannya, memperolok-olokkan pahala ALLAH dan hukuman-NYA, memperolok-olokkan orang-orang yang beramar ma’ruf nahi munkar, memperolok-olokkan shalat fardhu maupun sunat, memperolok-olokkan orang yang menunaikan shalat, memperolok-olokkan orang yang melebatkan jenggotnya, atau memperolok-olokkan orang yang meninggalkan riba, maka ia telah kafir.

TANDA KEMUNAFIKAN
Memperolok - olokkan sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasul termasuk di antara sifat-sifat kaum munafik, sebagaimana difirmankan oleh ALLAH, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Al-Muthaffifin: 29-36)

MACAM OLOK-OLOK
Beberpa ulama telah membagi masalah memperolok-olokkan sesuatu dari ajaran yang dibawa Rasul ini menjadi dua:
Pertama, Perolokkan yang jelas dan terang, seperti perolokan orang yang menyebabkan turunnya ayat di atas, yaitu perkataan: “Tidak pernah kami lihat orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya, lebih pengecut ketika bertemu musuh (peperangan), dibanding dengan ahli baca (Al-Qur’an) ini” atau kata-kata semisalnya.
Kedua: perolokkan yang tidak terang. Perolokan jenis ini banyak sekali bentuknya dan tiada terbatas macamnya, bagai lautan yang tidak bertepi, misalnya isyarat dengan mata, mengeluarkan lidah (menjulurkan), mencibirkan bibir, berisyarat dengan tangan ketika dibacakan kitab ALLAH atau sunnah Rasul-NYA, atau ketika ada yang beramar ma’ruf nahi munkar dan sebagainya.

TINDAKAN
Setiap muslim wajib meninggalkan orang-orang yang memperolok-olokkan agama ALLAH dan apa yang dibawa oleh Rasul SAW, sekalipun mereka adalah orang yang paling dekat (kerabat) dengannya, dan jangan sampai duduk dengan mereka agar tidak tergolong kelompok mereka. ALLAH berfirman, “Dan sungguh ALLAH telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat ALLAH diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya ALLAH akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (QS. An-Nisa’: 140)
Barangsiapa yang mendengar ayat-ayat ALLAH dikufuri dan diperolok-olokkan, sementara ia tetap duduk bersama orang-orang yang berbuat demikian itu dengan suka rela, maka orang ini berarti sama dengan mereka dalam soal dosa, kekufuran dan keluar dari Islam; sebagaimana difirmankan oleh ALLAH, “(kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain ALLAH; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.”(QS. Ash-Shaffat: 22)
Maksudnya adalah orang-orang yang serupa dan sama dengan mereka. Oleh karena itu, berhati-hatilah meski dalam bercanda, jangan sampai kita memperolok-olokkan agama.