Rabu, 16 Juli 2008

ZINA (3)

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Maaidah: 90)

MEDAN MAGNET
Tidak serta merta setan menyeru manusia untuk berzina. Setan tidak akan mengatakan, “Berzinalah supaya kamu dirajam sampai mati… berselingkuhlah supaya kamu disiksa di neraka…!” terlalu bodoh kita jika mengira setan menyuarakan itu. Tetapi setan menyeret dengan halusnya. Mereka ‘sabar’ untuk menanti hasil akhirnya. Setan menggiring langkah demi langkah agar manusia mau mengikuti langkahnya.

Inilah jalan setan yag diperingatkan oleh ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.” (QS. An-Nuur: 21)

Langkah demi langkah itulah medan magnet zina yang akan menarik manusia ke dalam zina.

PANDANGAN MATA
Ibnul Qayyim berkata, “ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan mata sebagai cermin dari hati. Jika seorang hamba menutup matanya (dari yang haram), maka hati akan menutup syahwat dan keinginan buruknya, namun jika dia mengumbar pandangannya, maka hati akan mengumbar syahwatnya…”

Beliau melanjutkan, “Ketika pandangan mata telah meninggalkan pengaruhnya di hati, jika pelakunya teguh dan berusaha lalu memutusnya dari awal, maka dengan mudah bisa terobati. Akan tetapi jika dia mengulang pandangannya, membayangkan kecantikan rupa lalu mentransfernya ke dalam hati yang kosong, maka rasa cinta akan tertanam kokoh di dalamnya. Setiap kali dia mengarahkan pandangan maka seperti air yang menyuburkan tanaman. Pohon cinta itu terus tumbuh dan berkembang hingga mampu merusak hati, lalu hati akan mengomando pikiran sesuai keinginannya, hingga membawa pemiliknya kepada bala’ dan menyebabkan terjerumusnya ia ke dalam dosa-dosa dan fitnah.”

Mengenai siklus dosa ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pertama, bermula dari pandangan. Dari pandangan ini, hampir pasti meninggalkan bekasnya, seberapapun kadarnya. 

Kedua, siklus akan beralih dari pandangan menuju lintasan hati. Hati merekam apa yang dilihatnya, wajahnya, auratnya dan apapun yang berkesan setelah pandangan mendarat pada sasarannya. Pada terminal ini, teramat sulit untuk membendung bola salju yang telah menggelinding, hingga sampailah ia pada siklus berikutnya yang lebih akut. 

Ketiga, dari lintasan hati akan melahirkan pikiran. Indahnya obyek pandangan senantiasa terbayang di benaknya hingga hati sibuk memikirkannya. Diapun berangan: ‘seandainya saja…’, mungkinkah jika aku…’, bagaimana caranya…’, dan angan-angan lain yang menyibukkan sebagian aktivitas pikiran dan hatinya. 

Keempat, disaat akal sibuk memikirkannya, secara otomatis hadirlah syahwat. Ya, syahwat akan serta merta hadir di saat orang membayangkan wanita telanjang, atau berpikir seandainya yang menjadi aktor dalam film porno yang dilihatnya itu adalah dirinya. Pada fase ini imannya nyaris ambruk. 

Kelima, hadirnya syahwat akan melahirkan kemauan untuk melampiaskannya. Jika dia telah membayangkan orang berzina, niscaya timbul kemauan dia untuk melakukannya. Keenam, jika kemauan semakin menguat maka terciptalah tekad yang kuat atau nafsu yang membara (azimah jazimah). Dan jika nafsu telah membludak, perbuatan zina sulit sekali dibendung. Tak heran jika kebanyakan orang yang melakukan pemerkosaan bermula dari menonton film porno.

BERDUAAN LAGI PACARAN
Berduaan adalah medan magnit yang paling dekat dengan perzinaan. Ketika kedua insan lain jenis berduaan, maka setan akan hadir sebagai pihak yang ketiga. Pihak yang akan memprovokasi keduanya hingga sama-sama berhasrat untuk melakukan zina.

Nabi shallallahu 'alaihi wassallam bersabda, “Tiada seorangpun yang berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahram) melainkan pihak ketiga adalah setan.” (HR. Tirmidzi)

Tragisnya pacaran telah menjadi trend anak muda zaman sekarang. Dan orang tua mereka saat ini, terlihat ‘permisive’ (memaklumi), merestui, bahkan mendorong anak-anak mereka untuk berpacaran, mereka khawatir kepada anak mereka kalau tidak pacaran akan ‘seret jodoh’ alias ‘tidak laku’.

Padahal kalau seseorang sudah pacaran akan semakin dekat dengan zina. Siapakah orang yang menjalani pacaran tanpa melihat si pacar? Tanpa mendengar kata-kata cinta penggugah nafsu sang pacar? Tanpa pegang-pegang, walau permulaan sekali baru pegang-pegang tangan? Bahkan menurut survey rata-rata orang yang berpacaran sudah pernah melakukan hubungan intim (zina).

Relakah para orang tua membiarkan anak-anak mereka berzina?

IKHTILATH
Fenomena selingkuh merebak begitu dahsyatnya. Ada yang selingkuh dengan teman kerjanya, teman lamanya, bawahannya, atasannya atau bahkan iparnya. Tak terhitung pula perzinaan yang dilakukan oleh sesama mahasiswa atau siswa. Faktor utamanya adalah ikhtilath (bercampur baur pria dan wanita).

Campur baur antara laki-laki dan wanita akan membuahkan keakraban antar mereka. Saking akrabnya, tidak jarang akhirnya terjalin hubungan khusus di antara mereka. Inilah awal merebaknya perselingkuhan dan rusaknya rumah tangga. Sebuah survey menyebutkan bahwa di sebuah kota besar sepuluh wanita karir, 4 di antaranya melakukan selingkuh.

KLUBING DAN DUGEM
Inilah ide setan yang ‘cemerlang’. Sangat efektif untuk menyeret manusia ke dalam budaya kumpul kebo, free sex. Di mana orang-orang yang menyukai kehidupan malam membuat klub untuk menjalani malam dengan budaya glamour.

Nyanyian cabul, tarian erotis dan minuman memabukkan menjadi teman akrab mereka. Kegiatan semacam ini tidak terselubung lagi, bahkan diliput berbagai stasiun TV, di iklankan di berbagai media. Sehingga dengan seringnya disajikan menjadi seolah-olah tidak tabu lagi.

MANTERA ZINA
Cara lain setan menjerumuskan manusia ke lembah zina adalah dengan menyajikan nyanyian-nyanyian romantis. Tidak hanya itu, suara genit, tarian seksi dan hingar bingar musik dirancang untuk mendongkrak syahwat.

Ibnul Qayyim berkata, “Di antara tipu daya musuh ALLAH yang ditujukan kepada orang yang minim ilmu (syar’i), akal dan agamanya, yang dengannya banyak terpedaya orang yang jahil dan menyukai yang bathil adalah mendengarkan siulan, tepuk tangan dan nyanyian yang diiringi musik yang haram. Hingga hal itu menghalangi manusia dari Al-Qur’an, menjerumuskan kepada perbuatan fasiq dan maksiat. Nyanyian adalah “qur’an”-nya setan, menghijabi hamba dari Ar-Rahmaan. Nyanyian adalah mantera liwath dan zina. Dengannya, setan hendak menyulap sesuatu yang bathil sehingga nampak indah, dengannya pula setan hendak menjadikan AL-Qur’an sebagai sesuatu yang ditinggalkan.”

Efek nyanyian yang disuguhkan dengan kemasan seperti sekarang ini lebih dahsyat pengaruhnya. Bukan saja syairnya yang nyerempet-nyerempet saru (tabu), namun juga dinyanyikan dengan suara genit, musik yang menggairahkan, dibumbui dengan tarian erotis penyanyi beserta penari latarnya menambah aroma penggugah selera tercela.

Mengenai nyanyian ini para ulama telah bersepakat mengenai keburukannya. Imam Syafi’i berkata, “Nyanyian adalah perkara sia-sia yang dibenci, barangsiapa hobi dengannya, menurut kami dia adalah safiih (idiot) yang tidak diterima kesaksiannya.” Demikian juga dengan Imam Malik ketika ditanya tentang musik dan nyanyian menjawab, “Itu hanya dilakukan oleh orang-orang fasiq saja.” Begitu pula dengan Imam Ahmad berkata, “Nyanyian menimbulkan kemunafikan di hati, aku tidak suka.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam telah menggambarkan keadaan umat saat ini, “Akan ada di antara umatku, beberapa kaum yang menghalalkan sutera, khamr dan musik…” (HR. Bukhari)