Selasa, 01 Juli 2008

ISTIQOMAH DI ATAS ASH-SHIRAT

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "TUHAN kami ialah ALLAH" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan ALLAH kepadamu." KAMI-lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) dari TUHAN Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Fushilat: 30)

MAKNA ISTIQOMAH
Sebuah hadits diriwayatkan dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi RA, ia berkata: ‘Wahai Rasulullah, katakan kepadaku perkataan tentang Islam dan aku tidak akan menanyakannya kepada siapapun sesudahmu.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Katakan aku beriman, lalu beristiqomahlah.’ (HR. Muslim)
Maksud hadits di atas, seperti yang dikatakan oleh Al-Manawi adalah perbaharuilah keimananmu kepada ALLAH dengan dzikir dengan hatimu dan berkata dengan lidahmu, sembari ingat seluruh makna-makna iman yang syar’i, kemudian istiqomahlah, maksudnya berkonsekwenlah mengerjakan ketaatan (ibadah) dan berhenti dari hal-hal yang dilarang. Memang ibadah dan maksiat tidak akan pernah bisa bertemu, karena memang berseberangan.

IMABALAN BAGI YANG ISTIQOMAH
Orang yang memilih istiqomah di manhaj ALLAH dan Rasul-NYA, yaitu jalan yang lurus dan melawan diri mereka hingga dapat istiqomah di atasnya sampai mereka meninggal dunia, itu diberi kabar gembira oleh ALLAH Ta’ala dalam Al-Quran Surat Fushilat: 30-32.

Kabar gembira itu, yaitu:
1. Kalian Jangan Takut
Imam Mujahid berkata, “Maksudnya, kalian jangan mengkhawatirkan amal untuk akhirat yang telah kalian kerjakan.”
Manusia, terutama yang beriman, diliputi perasaan takut ketika hendak meninggal dunia. Takut siksa kubur. Takut pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Takut kehidupan ‘gelap’ yang belum dia ketahui dan tidak diketahuinya juga bagaimana nasibnya dikehidupan akhirat tersebut. Takut memikirkan minimnya amal-amal yang telah ia kerjakan; apakah amal itu ikhlas dan diterima atau ditolak oleh ALLAH? Atau ia menginginkan selain ALLAH lalu ALLAH menolaknya. Ketika itu, kabar gembira datang kepada orang mukmin yang istiqomah tersebut, yaitu ia tidak boleh takut dengan kehidupan barzakh yang akan ia jalani.

2. Kalian Jangan Sedih
Ya, kalian jangan sedih memikirkan urusan dunia yang kalian tinggalkan, seperti anak, keluarga, harta dan agama, karena KAMI (ALLAH) menjadi wakil kalian dalam mengurusi itu semua. Seseorang terutama dalam detik-detik terakhir kehidupannya, kalut memikirkan masa depan anak dan istrinya, setelah kepergiannya siapa yang akan menanggung kehidupan mereka. Lalu, ia menjadi incaran bisikan dan tipuan setan. Di detik-detik akhir kehidupannya, ia bertanya-tanya, “Siapa nanti yang akan menanggung keluargaku? Siapa nanti yang akan menyayangi mereka? Siapa nanti yang akan mengurusi mereka? Siapa nanti yang akan mengajari mereka? Siapa nanti yang akan memberi mereka uang belanja? Siapa nanti yang akan mengelola bisnisnya?” Dan, pertanyaan lain yang mencecarnya saat ia hendak meninggal dunia. Saat itulah, kabar gembira datang kepadanya, tiada lain untuk menenangkannya dan memutus semua bisikan setan. Kabar gembira itu ialah hendaknya ia tidak sedih berpisah dengan keluarga dan hartanya, karena ALLAH akan menjadi pengganti bagi semua urusannya itu.

3. Kabar Gembira Masuk Surga
Hal ini ditegaskan oleh ayat, “Dan bergembiralah kalian dengan surga yang telah dijanjikan ALLAH kepada kalian…”
Zaid bin Aslam berkata, “Para malaikat memberi kabar, berupa masuk surga, kepadanya saat ia hendak meninggal dunia, di kuburnya, dan ketika dibangkitkan.”
Seseorang yang beramal shalih dan istiqomah di atas Ash-Shirat untuk mendapatkan surga itu kini diberi kabar gembira bahwa ia akan mendapatkannya. Kabar gembira ini disampaikan kepadanya saat ia menghembuskan nafas terakhirnya, untuk memberikan sinar kepadanya pada hari Kiamat sesuai dengan amal perbuatan dan istiqomahnya, serta ia mendapatkan kemudahan ketika melintasi Ash-Shirat di akhirat.

4. Kami Bersama Kalian pada Hari Kiamat
Hal itu dinyatakan oleh ayat, “KAMI pelindung-pelindung kalian di kehidupan dunia dan di akhirat.”
Maksudnya, para malaikat berkata kepada orang-orang mukmin ketika mereka hendak meninggal dunia, “Kami teman-teman kalian di kehidupan dunia. Di dunia kami meluruskan kalian, membimbing kalian, dan menjaga kalian atas perintah ALLAH. Kami juga bersama kalian di akhirat. Kami hilangkan kengerian di kubur dari kalian dan ketika peniupan sangkakala. Kami amankan kalian pada Hari Kebangkitan, membantu kalian dalam melewati Ash-Shirat, dan mengantarkan kalian ke surga-surga kenikmatan.” (Tafsir Al-Qur’an Al-Adziim, jilid IV, hal 99).
Itulah kesertaan total para malaikat dengan orang-orang mukmin yang istiqomah di atas Ash-Shirat bumi, sejak mereka masuk kuburan, hingga masuk surga, sembari melewati medan kiamat dan huru-haranya. Para malaikat menenangkan orang-orang mukmin dan bersama mereka di seluruh momen akhirat. Sebagaimana para malaikat menjadi teman kaum mukminin di dunia, para malaikat juga bersama kaum mukminin pada hari kiamat, karena mereka istiqomah di jalan kebenaran selama kehidupan di dunia.
Kabar Gembira Berupa Kenikmatan Apa Saja di Surga Yang Diinginkan Jiwa
Hal itu ditegaskan oleh firman ALLAH, “Di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan.”
Maksudnya, apa saja yang kalian inginkan di surga, yaitu apa saja yang di inginkan jiwa dan disukai mata.
Juga ditegaskan oleh firmannya, “Dan di dalamnya apa saja yang kalian minta.”
Maksudnya, apa saja yang kalian minta, maka langsung tersedia di depan kalian dalam bentuk yang kalian pilih.

CINTA SUMBER ISTIQOMAH
Umar bin Khaththab berkata, “Istiqomah ialah anda istiqomah di atas perintah dan larangan, serta tidak menipu seperti musang.”
Perkataan Umar bin Khaththab tersebut ditujukan kepada orang yang beribadah kepada ALLAH seperti Musang. Sekali waktu, mereka istiqomah di atas Ash-Shirat dan sekali waktu mereka menoleh kepada “pintu-pintu” di pagar di kedua tepi Ash-Shirat, lalu membuka tirai di dalamnya dan tidak peduli dengan hal-hal yang diharamkan ALLAH, seperti riba’, zina, minum minuman keras, kedzaliman, menggunjing, menipu, sombong, suka disanjung dan lain sebagainya.
Ibnu Taimiyah dalam Tahdzibu Madariji As-Salikin mengatakan tentang orang-orang yang istiqomah, “Mereka istiqomah dalam mencintai-NYA dan beribadah kepada-NYA. Mereka tidak menoleh dari-NYA, baik ke kiri dan ke kanan.”
Makin kuat cinta seorang hamba kepada ALLAH, maka makin istiqomah pula si hamba di atas Ash-Shirat ALLAH. Hanya dengan memurnikan kecintaan kepada-NYA semata, hati akan mampu tegar dan istiqomah memegang kebenaran dan terus berada di Ash-Shirat, walaupun badai cobaan dan godaan begitu kuat menerpa hampir tiada henti sepanjang hayatnya.
“Ya Muqolibul qulub, tsabit qolbi ‘ala diinik.” (Ya ALLAH yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami dalam agama-MU.) Wallahul Musta’an.