Sabtu, 12 Juli 2008

Syirik

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) ALLAH, maka pasti ALLAH mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)

PENGERTIAN SYIRIK
Dalam Tahdzib Al-Lughah 10/16 disebutkan, Syirik atau mempersekutukan ALLAH maksudnya adalah membandingkan ALLAH dengan yang lain. Barangsiapa membandingkan ALLAH dengan sesuatu dari makhluk-NYA, maka dia telah syirik, karena ALLAH itu Esa, tidak ada sekutu bagi-NYA.
Berkata Ar-Raghib Al-Ashbahany, “Syirik besar adalah menetapkan sekutu bagi ALLAH Ta’ala. Apabila dikatakan ‘Si Fulan telah syirik kepada ALLAH’, maka yang demikian itu sebesar-besar kekufuran.”
Orang Musyrik menurut As-Suwaidy adalah orang yang melakukan perbuatan syirik walaupun hanya sebagian, lewat perkataan, keadaan, perbuatan, keyakinan, muamalah, ataupun persetujuannya. Atau dia menganggap bagus perbuatan syirik dan ridha mengucapkan atau mendengarkan perbuatan itu.
Orang yang berbuat syirik maka telah rusak atau batal ketauhidannya. Sebab prinsip dari tauhid adalah memurnikan keyakinan “Tiada Ilah Selain ALLAH dan tidak mempersekutukannya dengan segala sesuatu.”


BAHAYA SYIRIK
1. Mengakibatkan Kehinaan Manusia
Masalah ini timbul karena manusia beribadah kepada selain ALLAH, yaitu kepada sesama makhluk, menjadikannya ma’bud (yang disembah) dan ditaati, padahal dia tidak bisa memberi manfaat atau mudharat. Dia hanya sesama makhluk yang tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun. Bahkan manusia itu berbuat lebih hina lagi, mereka menyembah sesuatu yang lebih rendah dari mereka. Seperti sapi, pohon, dan batu. Patutkah manusia yang berakal dan dimuliakan melakukan hal itu? Dan adakah kehinaan yang lebih rendah dari itu?
2. Menyuburkan khurafat
Masalah ini timbul karena manusia meyakini bahwa dari kalangan makhluk ada yang bisa memberi manfaat dan madharat. Dari keyakinan itu terjadilah khurafat dan cerita-cerita palsu yang tidak masuk akal.
3. Merupakan Kezhaliman Terbesar
ALLAH berfirman: “… Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Baqarah: 254) dan “sesungguhnya mempersekutukan (ALLAH) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Tidakkah anda sadari mempersekutukan ALLAH adalah kezhaliman yang terbesar? Bukankah ALLAH yang telah menciptakan anda? DIA pula yang memberi rejeki tapi anda bersyukur kepada selain-NYA?
4. Menimbulkan Rasa takut
Orang yang berbuat syirik tidak percaya kepada ALLAH dan tidak bertawakal kepada-NYA. Ia terombang-ambing di antara keragu-raguan dan khurafat. Ia takut tentang hidupnya, rezekinya, serta tentang segala sesuatu. Keadaan jiwa demikian merupakan kesengsaraan hidup.
5. Menyebabkan keburukan dalam kehidupan manusia
Syirik menjadikan pelakunya bergantung kepada orang lain sebagaimana Nashara kepada Al-masih. Mereka tidak bergantung kepada diri sendiri di samping itu tidak juga kepada ALLAH, tetapi kepada Yesus yang dianggap tuhan.
6. Mengakibatkan Seseorang Masuk Neraka
Syirik merupakan penyebab utama seseorang masuk neraka. ALLAH berfirman, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) ALLAH, maka pasti ALLAH mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)
Diakhirat nanti orang-orang yang masuk neraka akan diampuni oleh ALLAH dan dikeluarkan dari neraka apabila di hati mereka masih ada iman kepada-NYA, tapi tidak bagi orang yang berbuat syirik, mereka kekal di neraka. ALLAH berfirman, “Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengampuni dosa syirik, dan DIA mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-NYA. Barangsiapa yang mempersekutukan ALLAH, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisaa’: 48)
Itulah sebagian bahaya syirik kepada ALLAH dan dampak negatifnya, maka sudah seharusnya dihindari karena syirik adalah perbuatan yang paling bathil. ALLAH melaknat setiap pelakunya dan menetapkan hukum neraka secara qath’i bagi mereka dan kekal di dalamnya.

MACAM-MACAM SYIRIK
Menurut Raghib Al-Ashbahani, kemusyrikan manusia dalam ad- din ada dua macam: pertama Syirik Akbar, yaitu menetapkan sekutu bagi ALLAH Ta’ala yang merupakan kekufuran terbesar. Kedua, Syirik Khafi (tersamar) dan kemunafikan.
Muhammad bin Abdul Wahab menjelaskan bahwa syirik itu terbagi dua, yaitu Syirik Akbar (besar) dan Syirik Asghar (kecil).
Syirik Akbar tidak akan diampuni kecuali dengan jalan bertaubat. Apabila pelakunya meninggal dalam keadaan syirik, maka ia akan kekal dalam neraka selama-lamanya. Macamnya adalah sebagai berikut:

A. Syirik Dalam Doa
ALLAH berfirman, “Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain ALLAH tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir: 13-14)
B. Syirik Niat, Kehendak dan Tujuan
ALLAH berfirman, “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya KAMI berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)

C. Syirik Dalam Ketaatan
ALLAH berfirman, “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain ALLAH dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah TUHAN yang Esa, tidak ada TUHAN (yang berhak disembah) selain DIA. Maha suci ALLAH dari apa yang mereka persekutukan.”(QS. At-Taubah: 31)
Mengenai hal ini, Ibnu Taimiyah menjelaskan, ‘Orang-orang yang menjadikan orang-orang alim (kiyai atau ulama) dan rahib mereka sebagai tuhan adalah dengan cara mereka mentaati orang alim atau rahib mereka dalam menghalalkan apa yang diharamkan oleh ALLAH dan dalam mengharamkan apa yang di halalkan oleh ALLAH.

D. Syirkul Mahabah (Syirik Cinta)
ALLAH berfirman, “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain ALLAH; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai ALLAH. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada ALLAH. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan ALLAH semuanya, dan bahwa ALLAH amat berat siksaan-NYA (niscaya mereka menyesal).(QS. Al-Baqarah: 165)
Orang musyrik itu akan anda dapati mencintai ilah-ilah yang berupa berhala dan lain sebagainya sebagaimana ia mencintai ALLAH, bahkan lebih dari itu. Jika ilah-ilah itu disakiti, maka ia akan marah demi ilah-ilah itu dengan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahannya karena ALLAH. Ia pun akan bergembira demi ilah-ilah itu dengan kegembiraan yang tidak sebagaimana kegembiraan karena ALLAH.
ALLAH berfirman, “Dan apabila hanya nama ALLAH saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain ALLAH yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (QS. Az-Zumar: 45)

BENTUK PERBUATAN SYIRIK
Imam Syafi’i melarang semua pengikutnya melakukan semua perbuatan yang bisa mengantarkan seseorang kepada perbuatan syirik, seperti mengapur kubur, meninggikan kubur, mendirikan bangunan di atasnya, memberikan tulisan di atasnya, memberi penerangan (lampu) di atasnya, menjadikannya masjid, shalat di atasnya, menghadap kepadanya ketika berdoa, berthawaf terhadapnya, duduk di atasnya, mencium dan mengelus-elus dengan tangan, memasang atap di atasnya, dan berkata “Demi ALLAH dan Demi kehidupan” atau berkata, “Apa yang dikehendaki ALLAH dan Engkau”.
Imam Syafi’i juga melarang berdoa dan beristighotsah (memohon pertolongan) kepada selain ALLAH, bersujud kepada selain ALLAH, ruku’ kepada selain ALLAH, bernazar kepada selain ALLAH, menyembelih hewan kepada selain ALLAH, meyakini seseorang mengetahui yang ghaib, bersumpah dengan selain ALLAH, meyakini sihir mempunyai kekuatan yang menentukan.
Juga termasuk perbuatan syirik yaitu: memakai gelang atau benang atau lainnya dan dipercayai dapat menjadi pengusir atau penangkal bala’, mempercayai jimat, mantera dan mendatangi dukun dan mempercayainya, mempercayai benda atau pohon atau hewan tertentu mempunyai kekuatan ghaib, seperti keris, batu, cincin, kayu dan lain sebagainya. Mempercayai akan datang kesialan karena ada ular melintas atau memperoleh rejeki karena ada burung berkicau.

“YA ALLAH, sesungguhnya aku berlindung kepada-MU dari perbuatan mempersekutukan-MU dengan sesuatu yang aku mengetahuinya. Dan aku berlindung kepada-MU dari mempersekutukan-MU dengan sesuatu tanpa ku ketahui.”