Azimat Pembawa Petaka
Sungguh jika engkau menyekutukan ALLAH, benar-benar akan hancur amalanmu dan sungguh benar-benar engkau akan menjadi golongan orang-orang yang merugi (QS. Az-Zumar: 65)
Saat ini, klenik bukan suatu yang dianggap tabu dan memalukan. Bahkan terkesan menjadi suatu komoditi yang menguntungkan banyak pihak. Kita lihat di berbagai media, dunia klenik menjadi salah satu daya tarik yang banyak digemari peminatnya. Di media elektronik, ada acara “Pemburu Hantu”, Uka-uka, sinetron Tuyul dan Mbak Yul, Jini oh Jini dan sebagainya. Bahkan saat ini untuk media cetak telah diterbitkan majalah khusus mengenai dunia klenik dan produknya, seperti majalah “M”. Juga kita lihat berbagai iklan dan tawaran pelayanan jasa klenik di koran atau majalah atau tabloid dari para tokohnya yang disebut dengan berbagai gelar seperti kiyai, orang pintar, tabib, paranormal dan sebagainya.
Derasnya gelombang acara klenik di berbagai media ini, cepat atau lambat akan merusakkan aqidah dan keimanan umat Islam. Paling tidak, orang yang minim pengetahuan agamanya akan menganggap bahwa hal tersebut adalah hal-hal lumrah yang tidak berbahaya. Padahal, kalau sampai kita terjatuh ke dalam kesyirikan, maka kita telah terjatuh ke sebesar-besarnya dosa.
ALLAH berfirman, ”sesungguhnya mempersekutukan (ALLAH) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Dan bila mati dalam keadaan syirik, maka dosa itu tidak akan diampuni ALLAH dan akan mengakibatkan kekal di Neraka. Dalam ayat yang lain ALLAH juga berfirman, ”Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan ALLAH, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’: 48).
Ajimat Termasuk Syirik
Salah satu produk dari jasa perdukunan adalah Ajimat. Ajimat ini dijadikan oleh para dukun untuk mengatasi berbagai keluhan dari para pasiennya. Yang dalam memperolehnya biasanya disertai dengan syarat-syarat tertentu dan lelaku tertentu. Dan biasanya, makin ampuh ajimat itu akan makin mahal pula harga yang dibandrol oleh para ”orang pintar” tersebut. Tapi bagi para penggemar klenik yang yang sudah rabun pikirannya tetap menjadi barang buruan yang sangat dicari, berapapun harganya pasti akan mereka bayar.
Ajimat ini dapat berasal dari berbagai macam bahan, seperti kertas bertulis ayat-ayat Al-Qur’an, huruf-huruf hijaiyah atau angka-angka, atau berbagai simbol yang tidak dapat diketahui maknanya. Ada juga yang berbahan dari benang, kulit hewan, batu, kayu dan lain sebagainya.
Biasanya ajimat ini dipakai sebagai kalung, cincin, sabuk, seperti yang dipakaikan pada anak kecil untuk mencegahnya dari sawan. Atau juga dipasang dan digantungkan di pintu-pintu rumah.
Ajimat adalah benda benda yang dipercaya dapat menghilangkan kesialan, musibah, atau juga dapat mendatangkan kebaikan, seperti mendatangkan rezeki, menjadikan dicintai, dihormati ataupun disegani dan sebagainya.
Keyakinan mereka seperti ini, yaitu mempercayai bahwa suatu balak atau musibah dapat ditolak dengan menggunakan ajimat tertentu, atau rejeki akan berlimpah ruah dengan memakai ajimat tertentu. Maka, mereka telah terjatuh ke dalam kesyirikan.
Rasululah SAW bersabda, ”Sesungguhnya jampi-jampi, ajimat, dan pelet adalah syirik.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Juga dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa menggantungkan ajimat, sungguh ia telah melakukan kesyirikan.” (HR. Hakim dan Ahmad)
Pembawa Petaka
Sesungguhnya ajimat sedikitpun tidak dapat menolak mudharat atau mendatangkan manfaat. Bahkan sebaliknya, ALLAH membantah keyakinan mereka itu dengan keras. ALLAH berfirman, ”Jika ALLAH menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali DIA. Dan jika ALLAH menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-NYA.” (QS. Yunus: 107)
Juga kepercayaan kepada ajimat ini adalah perbuatan syirik yang akan menghapuskan amal kebaikan dari diri si pelaku. ALLAH berfirman, ”"Jika kamu mempersekutukan (TUHAN), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)
Dan ALLAH mengharamkan surga baginya, ALLAH berfirman, ”Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) ALLAH, maka pasti ALLAH mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)
Rasulullah SAW juga menegaskan, jika seseorang mati dalam keadaan membawa dosa syirik, maka tempatnya adalah di neraka. Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa menemui ALLAH dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan-NYA, ia akan masuk neraka.” (HR. Bukhari-Muslim)
Mudharat lain dari orang yang memakai jimat adalah dia tidak akan disempurnakan urusannya dan tidak diberi ketenangan. Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka tidaklah ALLAH akan mnyempurnakan urusannya dan barangsiapa yang meggantungkan (ajimat berupa) karang laut, maka tidaklah ALLAH akan memberikan ketenangan kepadanya.” (HR. Ahmad)
Orang yang memakai jimat juga tidak akan mendapatkan keberuntungan. Dari Imran bin Hushoin, bahwasanya Nabi SAW melihat seorang laki-laki pada lengan atasnya terdapat sebuah gelang berasal dari tembaga, maka Rasulullah SAW bersabda, ”Apa ini?”, Ia menjawab, ”(aku memakainya dengan sebab menolak) Wahinah (penyakit).” Maka Nabi SAW menjawab, ”Lepaskanlah! Sebab tidaklah ia menambah kepadamu kecuali kelemahan dan penyakit. Kalau seandainya kamu meninggal dan benda itu ada padamu, tidaklah engkau beruntung selama-lamanya.” (HR. Ahmad)
Demikianlah ajimat yang dipersangkakan dapat menghilangkan mudharat dan mendatangkan berbagai manfaat, ternyata tidak ada kebaikan di dalamnya bahkan menimpakan malapetaka bagi pemakainya.
Naudzubillahi min dzalik. Kepada ALLAH saja bertawakal orang-orang yang beriman. Dan bacalah doa di bawah ini, semoga ALLAH menghindarkan dari perbuatan syirik kepadanya:
”Ya ALLAH, aku berlindung kepada‐MU dari perbuatan menyekutukan‐MU dengan sesuatu padahal aku mengetahuinya. Aku juga memohon ampunan kepada‐MU dari dosa yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad)