Siapakah golongan selamat itu?
Kita lihat, di Indonesia saat ini berkembang berbagai golongan, dari yang sesat sebagai produk dalam negeri seperti LDII dan sebagainya, atau yang import seperti Ahmadiyah dan sebagainya. Masing-masing kelompok mengklaim mereka yang benar dan selamat, sedangkan kelompok di luar mereka yang tidak sepaham, mereka nyatakan kafir, atau minimal sesat.
Memang, bisa saja semua mengklaim bahwa dirinya atau kelompoknya yang benar dan orang selain mereka adalah sesat. Namun, benarkah anggapan tersebut?
Sesungguhnya fenomena terjadinya perpecahan umat dan saling membanggakan diri dan kelompoknya ini sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW.
Dalil Al-Qur’an
ALLAH berfirman, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) ALLAH, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran: 103)
ALLAH berfirman, “… dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan ALLAH, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Rum: 31-32)
Hadits Nabi SAW
“Sebab, barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya.” (HR. An-Nasa’I dan Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Telah berpecah kaum Yahudi menjadi 71 kelompok, Nashrani pun telah berpecah menjadi 72 golongan. Demi Yang jiwaku ada di Tangan-NYA, sungguh pasti berpecah umatku menjadi 73 golongan. Satu yang masuk surga sementara 72 lainnya masuk neraka. Ditanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah?” jawab Beliau, “Siapa saja yang serupa (mengikuti) dengan apa yang hari ini ada padaku dan sahabatku.” (HR. Tirmidzi, dihasankan Al-Albani)
Ciri-ciri golongan Selamat
Perpecahan umat merupakan suatu takdir yang pasti terjadi. Dan sekarang memang sudah terjadi. Oleh karena itu, kita harus mengenali siapakah golongan yang selamat itu?
Ibnu Mas’ud meriwayatkan, Dalam hadis dari Ahmad, Nasai, Abu Syaikh dan Hakim dari Abdullah bin Masud dia menceritakan yang maksudnya: Rasulullah saw membuat satu garis lurus dengan tangannya lalu bersabda, "Ini jalan Allah yang lurus." Kemudian menggariskan beberapa garis lagi dari kanan-kiri garis pertama tadi lalu bersabda lagi, "Pada setiap jalan dari jalan-jalan itu ada setan yang mengajak untuk menempuhnya." Kemudian Rasulullah membaca ayat ini, Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan ALLAH agar kamu bertakwa. (Q.S Al-An'am:153)”
Golongan yang selamat itu karakteristiknya adalah:
1. Golongan yang setia berpegang teguh kepada manhaj Rasulullah SAW dalam hidupnya, dan manhaj para sahabat sesudahnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku tinggalkan padamu dua perkara, kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai berai sehingga keduanyamenghantarku ke telaga (surga). (dishahihkan Al-Albani)
2. Selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits tetkala terjadi perselisihan dan pertentangan di antara mereka.
ALLAH berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)
ALLAH berfirman, “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa: 65)
3. Tidak mendahulukan perkataan seseorang atas firman ALLAH dan sabda Rasul-NYA
ALLAH berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-NYAdan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujurat: 1)
4. Senantiasa menjaga kemurnian tauhid
“Katakanlah: “sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”” (QS. Al-An’am: 162-163)
5. Senang menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap hidupnya.
Karenanya mereka menjadi orang asing di tengah kaumnya, sebagaimana Nabi SAW sabdakan, “Sesungguhnya Islam pada permulaannya asing dan akan kembali asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan besarlah bagi orang-orang yang asing.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, “Dan keuntungan besarlah bagi orang-orang yang asing, yaitu orang yang (tetap) berbuat baik ketika manusia sudah rusak.” (Al-Albani berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Amr Ad-Dani dengan sanad shahih)
6. Tidak fanatik kecuali pada firman ALLAH dan Sabda Rasul-NYA yang ma’shum yang berbicara tidak berdasarkan hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap manusia (pernah) melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Ahmad, hasan)
7. Mereka adalah para ahli hadits
Rasulullah SAW bersabda, “Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka sehingga datang keputusan ALLAH.” (HR. Muslim)
8. Menghormati para Imam Mujtahidin, tidak fanatik terhadap salah seorang di antara mereka. Golongan selamat mengambil fiqh dari Al-Qur’an, hadits-hadits shahih dan pendapat imam-imam mujtahidin yang sejalan dengan Al-Qur’an dan Hadits.
9. Golongan yang selamat menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Mereka melarang segala jalan bid’ah dan sekte-sekte yang menghancurkan dan memecah belah umat, berbuat bid’ah dalam hal agama da menjauhi sunnah Rasul dan para sahabatnya.
10. Golongan yang selamat mengajak seluruh umat Islam agar berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan para sahabatnya.
11. Golongan yang selamat mengingkari peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh manusia jika bertentangan dengan ajaran Islam. Golongan yang selamat mengajak manusia berhukum kepada Kitab Al-Qur’an yang diturunkan ALLAH untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.
12. Golongan yang selamat mengajak seluruh umat Islam berjihad di jalan ALLAH.
Dikutif dari Jalan Golongan Yang Selamat, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Darul Haq.