Kamis, 26 Juni 2008

Beragama Seperti Para Sahabat

“Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka (tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin).” (HR. Muslim)

Sebaik-baik Generasi
Generasi Sahabat adalah masa terbaik yang ada dalam sejarah kehidupan manusia. Tidak ada yang dapat menyamai kualitas hidup mereka dari berbagai segi, baik dari segi ilmu, amal dan ketakwaan mereka. Merekalah satu kumpulan umat terbaik, yang dibina langsung melalui bimbingan wahyu dalam madrasah kenabian. Merekalah yang telah disebutkan oleh ALLAH sebagai orang yang diridhai oleh ALLAH. ALLAH berfirman, ”Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, ALLAH ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada ALLAH dan ALLAH menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)
Di antara kelebihan dan keistimewaan mereka adalah di antaranya:
1. Mereka adalah orang-orang yang disucikan oleh ALLAH. ALLAH berfirman, ”Muhammad itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia ALLAH dan keridhaan-NYA, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil.” (QS. Al-Fath: 28)
Tahukah anda sifat keras mereka kepada kaum kufar? Contoh Khalid bin Walid dalam perang Yarmuk membunuh 5000 orang kafir dengan kedua tangannya. Dan tahukah anda bagaimana mereka berkasih sayang dengan sesama di antara mereka? Pernahkah anda melihat pertalian saudara seperti pertalian saudara di antara Muhajirin dan Anshar? Sehingga salah seorang di antara mereka berkehendak untuk berbagi dua dengan saudaranya dalam harta, rumah bahkan isteri.
Sedangkan rukuk dan sujud mereka, merekalah ahlinya. Abu Bakar setiap kali membaca Al-Qur’an selalu menangis, Umar bin Khaththab pipinya berbekas hitam karena sering dialiri air mata, Utsman bin Affan terbunuh dalam keadaan berpuasa sedangkan Al-Qur’an dalam pelukannya. Ali bin Abi Thalib terbunuh ketika sedang membangunkan umatnya untuk shalat shubuh.
2. Keserasian Amal Ibadah Mereka yang Lahir maupun Bathin. Serasi dalam keagungan dan serasi dalam kualitas. Mereka mengamalkan Islam secara sempurna, anggota tubuh mereka dihiasi dengan keindahan sunnah dan hati mereka dipenuhi dengan takut kepada ALLAH.
Dari Qatadah, dia berkata, ”Ibnu Umar pernah ditanya, apakah para sahabat pernah tertawa? Beliau menjawab, ”Pernah, akan tetapi keimanan mereka lebih besar dari gunung.”
3. Mereka berada pada puncak Ilmu dan Amal. Ilmu yang menerangi jalan kebenaran kepada mereka atas shirothol mustaqim. Sehingga mereka berhak membawa obor hidayah. Dengan ilmu mereka sampai pada derajat yakin dan dengan kesabaran sampai pada tingkat yang tinggi. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: ”Hanya dengan kesabaran dan keyakinan diperoleh kepemimpinan dalam agama.” Dengan mengambil hikmah dari ayat ALLAH, ”Dan KAMI jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah KAMI ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat KAMI.” (QS. As-Sajadah: 24)
Keyakinan yang menjadikan mereka kokoh dalam semua keadaan, bagaikan batu karang yang tidak bergeming oleh hantaman ombak atau terjangan badai.
4. Mereka adalah manusia yang paling paham tentang maksud dan tujuan syariat, dengan kelurusan fithrah, kejernihan lingkungan dan kecerdasan pikiran. Sehingga dengan sesama mereka jauh dari pertikaian dan pertengkaran.
Lihatlah keseragaman pemahaman mereka dalammenghadapi fitnah seperti terbunuhnya Utsman. Lihatlah satunya sikap mereka menghadapi bid’ah Khawarij atau Qodariyyah. Bukan hanya sampai di situ, lihatlah pula kespakatan mereka dalam menolak satu bid’ah atau maksiat. Hal itu semua tidak lain karena dalamnya pemahaman mereka terhadap agama ini.
Adapun zaman kita sekarang timbangan telah betukar dan takaran telah berubah, bahkan sesama pecinta Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal itu dikarenakan jauhnya mereka dari maksud dan tujuan syariat. Tidaklah datang suatu fitnah kecuali mereka berpecah-belah dan tidaklah datang sebuah permasalahan kecuali berbilang pendapat sebanyak jumlah mereka.
5. Di antara keistimewaan lainnya, mereka dalam beragama tidak dipaksa dan diberat-beratkan. Agama bagi mereka untuk kebahagiaan hidup bukan menyusahkan hidup. Maka mereka tidak berlebihan dalam cara berpakaian, makan, minum, gaya hidup, dan juga ilmu dan amal. Tidaklah mereka membahas permasalan yang tidak penting bagi kehidupan dunia dan akhiratnya. Tidak mereka bertanya kecuali yang benar-benar menyangkut kehidupan merka sehari-hari. Karena bagi merka ilmu itu untuk diamalkan, bukan hanya untuk menjadi hiasan akal dan pikiran.
Itulah sebagian dari sifat istimewa yang mereka miliki.

Jangan Cela Mereka
Mencintai mereka berarti mencintai Rasulullah SAW dan mengagungkan mereka berarti mengagungkan Rasulullah SAW, karena Rasulullah SAW mencintai mereka dan selalu menyebut mereka dengan baik. Tidak pernah Rasulullah SAW merasa gembira dengan umatnya seperti bahagianya Rasulullah SAW melihat mereka.
Rasulullah SAW bersabda, ”Janganlah kalian mencela sahabatku, demi DZAT yang diriku di Tangan-NYA, sekiranya salah seorang dari kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya kalian tidak akan mengalahkan satu mud (dua genggam tangan) yang mereka infakkan dan tidak pula setengahnya.” (HR. Muslim)
Dan merekalah pula yang dimaksud oleh ALLAH dalam Al-Qur’an sebagai sebaik-baik umat. ALLAH berfirman, ”Kalian (yaitu para sahabat) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia...” (QS. Ali Imran: 110)
Rasulullah SAW juga bersabda, ”Sesungguhnya ALLAH melihat hati para hamba, DIA dapati hati Muhammad SAW sebaik-baik hati hamba. Lalu DIA pilih beliau untuk diri-NYA dan DIA utus untuk risalah-NYA. Kemudian DIA melihat hati para hamba setelah hati Muhammad, DIA temukan hati para sahabatnya sebaik-baik hati manusia, lalu DIA jadikan sebagai pembela Nabi-NYA, berperang di atas agama-NYA. (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani)
Sudah sepantasnya kita mencintai apa yang dicintai oleh ALLAH dan Rasul-NYA, yaitu para sahabat. Karena buah kecintaan kita ini akan menjadikan kita bersama mereka di surga. Rasululah SAW bersabda, ”Sesungguhnya engkau akan bersama orang-orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari-Muslim)

Sumber: Mawaddah Desember 2007