Selasa, 24 Juni 2008

Misteri Shalat Shubuh

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari-Muslim)
Betapa agung kedudukan shalat Shubuh, sehingga Rasulullah SAW telah membuat klasifikasi yang beliau jadikan tolok ukur untuk membedakan antara mukmin dan munafik, yaitu shalat Isya’ dan shalat Shubuh. Yang mendatangi jama’ah shalat Isya’ dan shalat Shubuh adalah orang yang beriman dan yang meninggalkannya adalah munafk. Seperti dalam Riwayat Ahmad dan An-Nasaa’i, apabila Rasulullah SAW meragukan keimanan seseorang, Beliau SAW akan memperhatikan kehadiran orang tersebut pada shalat Shubuh. Bila ia tidak datang maka benarlah apa yang Beliau SAW ragukan.
Nilai Shalat Shubuh
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya yang tinggi dalam syari’at. Banyak sekali keutamaan-keutamaan shalat Shubuh. Dan bagi mukmin yang mengetahuinya, maka akan berusaha sekuat mungkin agar tidak luput mendapatkan keutamaannya.
Keutamaan shalat Shubuh
Antara lain:
 Pahala Tanpa Batas
1. Pahala Shalat Satu Malam Penuh
Diriwayatkan Imam Muslim Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang shalat Isya’ berjama’ah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barang siapa shalat Shubuh berjama’ah (atau dengan shalat Isya’ dalam riwayat Abu Dawud dan Tarmidzi) maka seakan-akan dia telah shalat satu malam penuh.”
2. Sumber Cahaya di Hari Kiamat
Diceritakan dalam Al-Qur’an Karim (lihat QS. Al-Hadid: 12-15) dan banyak riwayat Hadits, di hari kiamat nanti manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Saat itu manusia sangat membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya. Orang-orang yang mengerjakan shalat Shubuh akan memperoleh cahaya tersebut. Rasulullah bersabda, “Berikan kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, Tarmidzi dan Ibnu Majah). Maksud kegelapan adalah Shalat Isya’ dan Shubuh.
3. Dijamin Masuk Surga
“Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Bukhari). Inilah janji ALLAH yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW kepada orang yang menjaga dua shalat, yaitu Shubuh dan ‘Ashar. Inilah puncak keinginan orang-orang mukmin.
 Melihat Wajah ALLAH
Inilah keistimewaan tertinggi di antara keistimewaan-keistimewaan lainnya. Penduduk Surga akan Melihat Wajah ALLAH. Seperti yang diceritakan Ibnu Jarir bin Abdullah , “Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Beliau SAW berkata, “Sungguh, kalian akan melihat RABB kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya.” Selanjutnya Beliau SAW berkata, “Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.”(HR. Bukhari-Muslim)
 Siksa Pedih bagi yang Meninggalkannya
ALLAH telah memperingatkan, “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-NYA takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.”(An-Nur: 63). Shalat Shubuh adalah salah satu perintah ALLAH yang wajib di tegakkan dan akan mendapatkan konsekwensi yang jelas seperti yang disebutkan oleh ALLAH dalam firman-NYA tersebut.
Terdapat juga dalam hadits riwayat Bukhari tentang Isra’ Mi’raj, Rasulullah SAW melihat ada orang memecahkan kepalanya sendiri dengan batu secara berulang-ulang, maka kata kedua malaikat yang mendampingi Beliau SAW, “Ia adalah orang yang membawa Al-Qur’an namun mencampakkannya begitu saja, dan tidur pada saat shalat wajib.”
 Shalat Sunnahnya Lebih Mulia dari Dunia beserta Isinya
Shalat Fardhu Shubuh diiringi dengan dua rakaat shalat Sunnah, yaitu shalat Fajar. Dua rakaat shalat ini lebih baik dari dunia beserta isinya, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, “Dua rakaat shalat Fajar (shalat sunnah sebelum Shubuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari)
 Disaksikan ALLAH dan Malaikat
“Shalat bejama’ah lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian. Berbanding duapuluh lima lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Shubuh.” (HR. Al-Bukhari)
 Berada dalam Lindungan ALLAH
“Barangsiapa menunaikan shalat Shubuh maka ia berada dalam jaminan ALLAH.” (HR. Muslim)
 Penghapus Dosa
“Seorang muslim yang apabila datang waktu shalat wajib, menyempurnakan wudhu, kekhusu’an, dan rukuknya, maka perbuatannya tersebut menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, selama ia tidak melakukan dosa besar, dan itu sepanjang masa.” (HR. Muslim)
Lihatlah Mereka Orang-orang Shalih
Anas bin Malik RA selalu menangis manakala ia mengingat penaklukan Tastar. Tastar adalah suatu kota benteng di Persia yang kaum muslimin genap satu tahun setengah mengepungnya, hingga akhirnya ditaklukkan kaum muslimin, dan tercapailah kemenangan yang besar. Peperangan ini tergolong peperangan yang sangat berat dirasakan kaum muslimin. Mengapa Anas bin Malik RA menangis?
Benteng Tastar baru bisa diterobos menjelang shalat Fajar. Pasukan Islam menerobos masuk benteng, kemudian terjadilah peperangan sengit antara 30.000 pasukan muslimin dengan 150.000 pasukan Persia. Peperangan berlangsung sangat sengit.
Pasukan muslimin sempat terdesak. Suasana sangat genting, kritis dan berbahaya. Akhirnya-dengan karunia ALLAH-kaum muslimin menang. Mereka menang gemilang atas musuh, kemenangan yang tercapai setelah terbit matahari. Saat itu, kaum muslimin baru menyadari di hari yang sangat menakutkan itu, ternyata shalat Shubuh sudah lewat.
Dalam kondisi begitu rawan, dentingan suara pedang mengintai leher, membuat kaum muslimin tidak dapat mengerjakan shalat Shubuh pada waktunya. Oleh karena itulah Anas bin Malik RA menangis. Karena tertinggal shalat Shubuh, meski hanya sekali sepanjang hidupnya. Dia menangis, kendati dimaafkan. Pasukan muslimin yang berperang itu juga dimaafkan. Mereka sibuk dengan jihad, namun sesuatu yang mereka tinggalkan merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Anas RA berkata, “Buat apa Tastar? Sungguh shalat Shubuh telah berlalu dariku. Sepanjang usia, aku tidak akan bahagia walau seandainya dunia diberikan kepadaku sebagai ganti shalat ini.” Pernahkah kita menangis, bersedih dan menyesal karena terlewatkan waktu shalat dan shalat tidak tepat pada waktunya? Barangkali tidak pernah, malahan sebaliknya kita menunda-nunda shalat, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali dengan shalat.
Ingatlah ALLAH telah berfirman: “Dan dirikanlah Shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. An-Nur: 56)
Wallahu A’lam.