Selasa, 24 Juni 2008

Cinta Rasul

PENGAKUAN
Seorang Michael Hart, Orientalis Kristen yang menulis “Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh di Dunia”, tidak dapat memungkiri sebuah kenyataan. Hati kecilnya tetap mengatakan bahwa pemimpin terbaik dan paling berpengaruh yang pernah ada di muka bumi ini adalah Muhammad SAW. Bukan hanya sebagai pemimpin negara, namun juga sebagai panglima, guru sekaligus teman yang enak diajak ngobrol tentang segala hal. Ia adalah sebagai peletak dasar-dasar peradaban.
Seorang musuh besar Islam sekalipun tetap mengakui bahwa Rasulullah adalah orang yang benar, jujur dan amanah. Seperti yang di riwayatkan oleh Tirmidzi dari Ali bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi SAW, “Kami tidak mendustakanmu, tetapi kami mendustakan apa yang kau bawa.”
Demikianlah mereka, walau mereka tidak beriman kepada apa yang dibawa Rasulullah SAW, tetapi mereka tetap mengakui keagungan pribadi Rasulullah.

KESAKSIAN
Tidak demikian dengan orang-orang yang beriman kepada ALLAH dan Rasulnya, mereka tidak hanya cukup dengan mengagumi kemuliaan Beliau SAW, tetapi mereka bersyahadah dengan jiwa, raga dan harta mereka. Lihatlah orang-orang yang mencintai Beliau SAW.
Kita saksikan kisah Khubaib bin ‘Adiy, ketika tertangkap oleh orang kafir Mekkah. Saat itu, dia telah diikat di tiang salib menunggu hujanan anak panah yang akan dilepaskan oleh orang-orang yang sangat membenci Islam. Ia ditanya, “Sukakah engkau jika Muhammad menggantikan posisimu saat ini?” Dengan sisa-sisa tenaga yang dikumpulkannya Khubaib berseru lantang, “Sungguh, aku tidak sudi merasakan kenikmatan bersama anak-istriku apabila Nabi SAW menderita walau pun oleh sepotong duri.”
Juga Khabbab bin Art, membuktikan Iman dan cintanya kepada ALLAH dan Rasul-NYA. Hari itu, beberapa orang Quraisy mendatangi rumah Khabbab. “Sudah selesaikah pedang-pedang kami, hai khabbab?”, salah seorang dari rombongan itu berbicara. “Benar-benar menakjubkan!” tanpa mempedulikan pertanyaan orang itu, Khabbab asyik dengan dirinya dan apa yang baru saja disaksikannya. “Hai Khabbab, yang kami tanyakan adalah pedang-pedang kami,” kata mereka lagi.
“Apakah tuan-tuan sudah melihatnya? Dan apakah tuan-tuan sudah pernah mendengarnya?”, tanpa khawatir akibat dari ucapannya Khabbab bertanya.
“Kamu sendiri bagaimana?”, mereka balik bertanya. “Saya telah melihat dan mendengarnya. Saya menyaksikan kebenaran terpancar darinya, dan cahaya bersinar-sinar dari tutur katanya”, jawabnya. “Siapa yang kau maksud hai Khabbab?”, seorang dari mereka memastikan maksud Khabbab. “Siapa lagi wahai sahabatku? Siapa lagi yang di antara kalian yang darinya terpancar kebenaran dan lisannya keluar tutur kata yang bersinar penuh berkah?”. “Jadi yang kau maksud Muhammad?!”, teriak mereka mulai marah. “Siapa lagi?”, jawab Khabbab mantap.
Setelah itu, Khabbab tidak ingat apa-apa lagi. Orang-orang kafir Quraisy menjadikan semua besi yang terdapat di rumahnya yang sedianya sebagai bahan baku pedang-pedang. Mereka jadikan belenggu dan rantai besi. Mereka masukkan besi-besi itu ke dalam api. Setelah menyala dan merah, mereka lilitkan ke tubuh, ke kedua tangan dan kaki Khabbab. Ketika sadar ia mendapati tubuhnya melepuh, tulang-tulangnya terasa sakit dan darah mengalir melumuri sekujur tubuhnya. Namun hatinya masih tetap tegar di atas keridhaan kepada RABB dan Rasul-NYA.

KEUTAMAAN
“Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Qs. At-Taubah: 24)
Juga disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak (sempurna) iman seorang sebelum ia mencintaiku melebihi kecintaannya kepada keluarganya, hartanya dan seluruh manusia.” (HR. Muslim)
Melihat pada Firman ALLAH dan dan Hadits di atas, jelaslah bahwa mencintai Rasul-NYA adalah tanda kesempurnaan beriman kepada ALLAH, dan merupakan kewajiban kita untuk mencintai Rasulullah SAW melebihi segala sesuatu, sekalipun itu ibu, bapak, anak dan harta benda yang sangat kita cintai.
Selain itu, kecintaan kepada Rasulullah SAW akan membuahkan manfaat, yaitu:
1. Merasakan Manisnya Iman
“Tiga Hal jika ada pada diri seseprang, maka ia akan memperoleh manisnya iman. Hendaknya ALLAH dan Rasul-NYA lebih ia cintai daripada yang lain….” (HR. Bukhari-Muslim). Makna manisnya iman adalah merasakan nikmatnya ketaatan pada ALLAH, menanggung beban penderitaan dalam menjalankan ajaran agama, serta tekad mendahulukannya dari segala kepentingan dunia. Betapa mulia dan agungnya buah cinta ini.

2. Dapat menyertai Rasulullah di Surga
“Seseorang datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, kapan akan terjadi hari kiamat?” Beliau SAW bersabda, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Ia menjawab, Kecintaan kepada ALLAH dan Rasul-NYA”. Lalu Beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya engkau akan bersama-sama orang yang kamu cintai.” (HR. Bukhari-Muslim)

3. Diberi Rahmat Oleh ALLAH
“Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. Ali Imran: 132)

TANDA KITA CINTA
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Termasuk tanda-tanda kecintaan terhadap Rasulullah SAW adalah bila seseorang diberi pilihan antara kehilangan salah satu dari harta bendanya atau kehilangan kesempatan untuk melihat Beliau SAW, kemudian dia lebih memilih untuk bisa melihat Beliau SAW, maka berarti benar-benar mencintai Beliau SAW. Hal ini tidak sebatas itu saja. Tetapi juga diaplikasikan dengan menolong sunnah dan membela syari’atnya, serta memerangi orang-orang yang menyelisihinya. Termasuk di antara aplikasi cinta itu adalah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.” Juga Al-Allamah Al-A’ini berkata, “Mencintai Rasulullah berarti menaati dan tidak menyelisihinya.”

KEWAJIBAN TERHADAP RASUL
Suatu yang telah diketahui bersama, apabila seseorang mencintai sesuatu, ia akan mengorbankan apa saja yang dimilikinya, demi sesuatu yang dicintainya. Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya. Nabi SAW telah mengorbankan segala sesuatu yang telah dianugerahkan ALLAH kepadanya, baik kekuatan, harta maupun jiwanya untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan ke alam penuh cahaya. Juga memurnikan ibadah dan ketaatan, dari penyembahan dan ketaatan kepada makhluk, menuju ibadah dan ketaatan kepada RABB semesta. Beliau juga telah berjihad di jalan ALLAH dengan sebenar-benar jihad, supaya Kalimat ALLAH menjadi tinggi dan kalimat orang-orang kafir menjadi rendah.
Sebagai umatnya sudah sepantasnya menunjukkan segenap bakti kita untuk membalas kecintaan dan pengorbanan Beliau SAW. Tentu dengan cara yang juga diridhoi oleh ALLAH dan Rasul-NYA, bukan dengan cara-cara yang berlebih-lebihan atau membuat-buat cara sendiri yang menyelisihi Sunnah ALLAH dan rasul-NYA.
Kewajiban kita sebagai umatnya adalah:
1. Mengimani (QS. 61) dan Membenarkan apa yang dikabarkannya. (QS. 39: 33)
2. Mentaati semua perintahnya (QS. 24: 51,5:7, 4:115)
3. Menjauhi apa yang dilarangnya (QS. 59: 7)
4. Beribadah sesuai dengan syariat yang ditetapkannya. (QS. 4: 80)
5. Mencintainya (QS. 9:24), mengagungkannya (QS. 48: 7), mencintai orang-orang yang mencintainya (QS. 48: 29)
6. Menghidupkan sunnahnya (QS. 3: 130), mengikutinya (QS. 3: 31) dan mewarisi Risalahnya (QS. 48: 28)
7. Memperbanyak Shalawat kepadanya (Qs. 33: 56)


Sumber: Cinta Rasul, Bukti & Konsekwensinya, Dr. Fadhl Ilahi, At-Tibyan